Kelainanyang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan dalam paru-paru, sehingga seseorang mengalami kesulitan bernapas disebut? asma tonsilitis influenza bronkitis Semua jawaban benar Jawaban: A. asma Kelainanyang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru, sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas disebut. A. asma B. influenza C. bronkitis D. kanker paru-paru . Latihan Soal IPA Dilansirdari Healthline, Sabtu (2/7/2022) jarang, infeksi paru-paru dapat disebabkan oleh jamur seperti pneumocystis jirovecii, aspergillus, atau histoplasma capsulatum. Infeksi paru-paru jamur lebih sering terjadi pada orang yang mengalami imunosupresi, baik dari jenis kanker tertentu atau HIV atau dari minum obat imunosupresif. Kelainanyang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernafas yaitu - 21599207 dinda100591 dinda100591 12.02.2019 Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Asma adalah salah satu masalah paru-paru yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Tak hanya kesulitan bernapas, asma juga menyebabkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu asap rokok, debu, bulu binatang, dll., maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit. Gejala Asma Seseorang yang mengidap asma bisa mengalami beragam gejala, seperti Sesak dada;Batuk, terutama pada malam atau dini hari;Sesak napas;Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas. Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala yang paling umum yaitu Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama;Mulai atau memburuk dengan infeksi virus, seperti pilek;Dipicu oleh olahraga, alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa atau menangis;Lebih buruk di malam hari atau di pagi hari. Ketahui lebih lanjut penjelasan mengenai gejala asma dari dokter tepercaya di Halodoc. Komunikasi dengan dokter dapat dengan mudah kamu lakukan melalui fitur chat dengan dokter kapan dan di mana saja. Yuk, dicoba sekarang! Faktor Risiko Asma Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama penyakit asma. Bakteri tersebut bernama endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang menimbulkan gejala asma. Faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit asma, antara lain zat paru-paru dan saluran napas bagian tertentu seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil;Emosi yang berlebihan tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang berlarut-larut.Alergi makanan, seperti kacang-kacangan. Penyebab Asma Asma adalah jenis penyakit yang dapat menimpa segala usia. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas fisik, infeksi virus sampai paparan zat kimia. Namun, hingga kini penyebab utama asma belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, pengidap asma terbukti memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Ketika paru-paru terkena iritasi, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Kemudian, produksi dahak meningkat, sehingga membuat pengidapnya kesulitan bernapas. Pada anak-anak, gejala asma akan menghilang dengan sendirinya saat memasuki usia remaja. Namun, anak-anak yang memiliki gejala asma cukup berat, kondisinya bisa bertahan atau muncul kembali di masa mendatang. Diagnosis Asma Di tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Perlu kamu ketahui bahwa diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca. Untuk membantu menegakkan diagnosis asma, dokter mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Contohnya faal paru dengan alat spirometer. Pengukuran faal paru digunakan untuk menilai Obstruksi jalan napas;Reversibiliti kelainan faal paru;Variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas. Ada pula beberapa tes lainnya untuk membantu dokter untuk mendiagnosis asma, yaitu Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter;Uji reversibilitas dengan bronkodilator;Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hiperaktivitas bronkus;Uji alergi untuk menilai ada atau tidaknya alergi;Foto torak, untuk menyingkirkan penyakit selain asma. Komplikasi Asma Penyakit asma yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi, seperti Masalah psikologis cemas, stres, atau depresi;Menurunnya performa di sekolah atau pekerjaan;Tubuh sering terasa lelah;Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak;Status asmatikus, yaitu kondisi asma yang parah dan tidak dapat merespon dengan terapi normal;Pneumonia;Gagal pernapasan;Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru;Kematian. Pengobatan Asma Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Oleh karena itu, pengidap asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar asma tetap terkendali. Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari dari hal-hal yang memicu kekambuhan. Biasanya, dokter merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna. Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan penanganan dengan inhaler maupun obat, maka perlu tindakan medis di rumah sakit. Pasalnya, asma juga dapat membahayakan nyawa pengidapnya Pencegahan Asma Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat. Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut Mengenali dan menghindari pemicu asma;Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter;Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma;Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur;Memonitor kondisi saluran napas. Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler justru berisiko meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan. Vaksinasi flu dan pneumonia juga disarankan untuk pengidap asma untuk mencegah komplikasi berbahaya yang berkaitan dengan pernapasan. Kapan Harus ke Dokter? Jika mengalami tanda dan gejala asma di atas, segera hubungi dokter untuk mendapat pertolongan medis. Penanganan dini bisa membantu menghindari komplikasi asma yang bisa mengancam jiwa. Referensi National Health Service – UK. Diakses pada 2021. Health A-Z. Asthma NIH. National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. Asthma. Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Asthma. WebMD. Diakses pada 2021. Toxins in Dust Raise Risk of Asthma Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Diakses pada 2021. Asma pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Diakses pada 2021 Diperbarui pada 3 Desember 2021 Ada beragam penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan. Ketika pernapasan bermasalah, tubuh akan mengalami kesulitan dalam memperoleh oksigen dan membuang karbon dioksida. Gangguan ini tentu dapat mengganggu kinerja berbagai organ tubuh. Sistem pernapasan manusia terdiri dari hidung, mulut, rongga sinus, tenggorokan, laring atau tempat pita suara, trakea, bronkus, dan paru-paru. Selain itu, terdapat pula pembuluh darah, diafragma, otot pernapasan, pleura atau selaput paru-paru, tulang iga, dan alveoli atau kantung udara kecil. Seluruh bagian dari sistem pernapasan tersebut bekerja sama untuk memastikan proses pernapasan berlangsung lancar. Tujuannya adalah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, membuang karbon dioksida, dan menjaga keseimbangan asam-basa pH tubuh. Meski begitu, sistem pernapasan terkadang bisa terganggu dan menyebabkan sulit bernapas. Gangguan ini bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari paparan asap rokok, polusi udara, zat penyebab alergi atau alergen, zat beracun, kecelakaan, faktor keturunan, hingga penyakit tertentu. Macam-Macam Penyakit Penyebab Gangguan Pernapasan Ada berbagai kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, di antaranya 1. Asma Gangguan pernapasan akibat asma terjadi ketika saluran pernapasan membengkak dan menyempit akibat peradangan. Terjadinya penyakit asma diduga disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan dan kelainan sistem kekebalan tubuh. Penderita asma dapat mengalami kekambuhan gejala ketika terpapar faktor pemicu asma, misalnya debu, bulu binatang, serbuk sari, asap rokok, dan udara dingin. Selain itu, gejala asma juga bisa muncul akibat stres atau kelelahan. Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh asma hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Namun, kambuhnya gejala asma bisa dicegah dengan cara menghindari faktor pemicu asma dan menggunakan obat hirup atau inhaler untuk mengendalikan gejala asma. Sebagian penderita asma bisa mengalami kondisi berbahaya yang disebut status asthmaticus, yaitu kondisi ketika sesak napas atau serangan asma berat tidak mereda setelah pemberian obat-obatan asma. Kondisi ini tergolong kedaruratan medis dan perlu segera ditangani oleh dokter. Jika tidak, penderitanya berpotensi mengalami gagal napas yang dapat mengancam nyawa. 2. Penyakit paru obstruktif kronis PPOK PPOK merupakan penyakit peradangan pada paru-paru yang terjadi secara bertahap dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Ketika sudah parah, PPOK dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen. Penyakit penyebab gangguan pernapasan ini sering kali disebabkan oleh kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok. Tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti paparan polusi udara, asap atau gas kimia, dan debu. Untuk menangani PPOK, dokter dapat memberikan beberapa pengobatan, seperti bronkodilator dan kortikosteroid, fisioterapi paru, serta terapi oksigen. Penderita PPOK juga disarankan untuk tidak merokok dan menghindari paparan zat kimia yang dapat merusak paru-paru. 3. Bronkitis Bronkitis adalah penyakit penyebab gangguan pernapasan yang terjadi akibat infeksi atau peradangan pada bronkus, yaitu saluran pernapasan yang menyambungkan tenggorokan dan paru-paru. Bronkitis dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri serta paparan zat iritatif, seperti asap rokok, debu, dan polusi. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala batuk berdahak, demam, nyeri dada, sesak napas, dan lemas. Bronkitis akibat infeksi virus atau iritasi biasanya menimbulkan batuk berdahak yang berwarna jernih atau keputihan, sedangkan bronkitis akibat infeksi bakteri dapat menghasilkan dahak berwarna kekuningan atau kehijauan. Pengobatan penyakit ini perlu disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Jika bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, gangguan pernapasan yang muncul biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Untuk mengatasi bronkitis akibat infeksi bakteri, diperlukan obat antibiotik sesuai resep dokter. Dokter juga akan memberikan obat pereda batuk dan menyarankan fisioterapi paru untuk mengatasi bronkitis. 4. ARDS acute respiratory distress syndrome ARDS merupakan penyakit penyebab gangguan pernapasan yang berbahaya. Penyakit ini biasanya muncul secara mendadak dan ditandai dengan gangguan pada paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan kekurangan oksigen. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami ARDS, di antaranya Lansia Bayi baru lahir Riwayat merokok berat atau menghirup gas beracun Infeksi, seperti sepsis dan pneumonia Cedera atau luka berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat Overdosis obat-obatan COVID-19 Penyumbatan pada saluran pernapasan, misalnya akibat asfiksia dan emboli paru Penderita ARDS perlu segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit. Dokter biasanya akan merawat pasien yang mengalami ARDS di ICU guna mendapatkan bantuan pernapasan, termasuk pemasangan ventilator, pemberian obat, dan pemantauan ketat hingga kondisinya membaik. 5. Syok anafilaktik Syok anafilaktik adalah reaksi alergi berat yang muncul ketika penderita alergi terpapar zat pemicu alergi atau alergen, misalnya makanan atau obat-obatan tertentu, dan sengatan atau gigitan serangga. Syok anafilaktik dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan, seperti batuk dan sesak napas, gatal-gatal, dada berdebar-debar, muntah, penurunan kesadaran, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Meski cukup jarang terjadi, syok anafilaktik adalah kondisi berbahaya dan perlu segera mendapatkan penanganan dokter di rumah sakit. Jika tidak, kondisi ini berpotensi menyebabkan kematian. Selain beberapa penyakit di atas, gangguan pernapasan juga dapat disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru, tuberkulosis, emfisema, dan edema paru. Langkah Penanganan Gangguan Pernapasan Gangguan pernapasan merupakan kondisi medis yang perlu segera diperiksakan ke dokter, karena penyebabnya bisa beragam dan berisiko menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Untuk menangani gangguan pernapasan yang parah, dokter akan menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu, misalnya dengan obat-obatan, pemberian oksigen, atau resusitasi dan pemasangan alat bantu napas, tergantung kondisi pasien. Setelah itu, dokter akan mencari tahu penyebab gangguan pernapasan yang pasien alami dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, analisis gas darah, tes fungsi paru, serta foto Rontgen, CT scan, atau MRI paru. Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dan memantau kondisi pasien agar gangguan pernapasan dapat teratasi dan tidak menimbulkan komplikasi. Penanganan tersebut bisa berupa pemberian obat-obatan, fisioterapi, hingga operasi. Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gangguan pernapasan. Apalagi bila gejalanya berat, seperti sesak napas, kulit pucat, bibir dan kulit tampak kebiruan, lemas, nyeri dada, mengi atau napas berbunyi, keringat dingin, dan pingsan. Ada berbagai macam penyakit paru yang bisa terjadi. Penyakit ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala, seperti sesak napas, batuk kronis, mengi, atau nyeri dada. Agar penanganan yang tepat dapat dilakukan, mari kenali lebih dekat macam-macam penyakit paru. Paru-paru merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam sistem pernapasan. Saat Anda bernapas, paru-paru bertugas mengambil oksigen dari udara ke aliran darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah. Jika paru-paru mengalami gangguan, proses ini pun akan ikut terganggu. Penyakit paru biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, kebiasaan merokok, hingga faktor keturunan. Macam-Macam Penyakit Paru-Paru Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit paru yang penting untuk diketahui 1. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan kantung-kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi ini sering disebut dengan paru-paru basah, sebab paru-paru bisa dipenuhi oleh cairan atau nanah. Penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penularan infeksi ini bisa terjadi melalui udara yang terkontaminasi kuman dari penderita yang bersin atau batuk. 2. Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. Bakteri penyebab TBC dapat menyebar di udara melalui percikan dahak atau cairan dari saluran pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk atau bersin. 3. Bronkitis Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran bronkus atau saluran yang menghubungkan tenggorokan ke paru-paru. Salah satu penyebab bronkitis yang paling umum adalah infeksi virus. Virus penyebab bronkitis biasanya ditularkan dari penderita melalui percikan dahak yang dikeluarkannya. Jika percikan dahak terhirup atau tertelan orang lain, virus akan menginfeksi saluran bronkus orang tersebut. 4. Penyakit paru obstruktif kronis Penyakit paru obstruktif kronis PPOK adalah peradangan paru kronis yang menyebabkan terjadinya gangguan aliran udara, baik menuju maupun dari paru-paru. Ada dua jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Pada bronkitis kronis, peradangan terjadi pada dinding bronkus. Sedangkan pada emfisema, peradangan atau kerusakan terjadi pada alveoli atau kantung kecil pada paru-paru. Faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif. Faktor risiko lainnya adalah paparan asap bahan bakar atau uap bahan kimia. 5. Asma Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Penderita asma umumnya memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Saat penderita asma terpapar alergen atau pemicu alergi, saluran pernapasannya akan meradang, membengkak, dan menyempit. Hal ini akan membuat aliran udara menjadi terhambat sehingga menyebabkan sesak napas. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang membuat penderitanya semakin sulit bernapas. Ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya serangan asma, seperti paparan debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, virus, dan zat kimia. Itulah macam-macam penyakit paru yang perlu Anda ketahui dan waspadai. Jika Anda kerap mengalami gejala penyakit paru yang mengganggu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Gangguan pernapasan adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas, dada terasa seperti diikat, atau leher terasa seperti tercekik. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya penyakit saluran pernapasan, atau gangguan pada organ lain, seperti jantung atau ginjal. Berdasarkan letaknya, saluran pernapasan terbagi menjadi saluran pernapasan atas dan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari rongga hidung, sinus, dan tenggorokan bagian atas faring. Sementara saluran pernapasan bawah meliputi tenggorokan bagian tengah dan bawah trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada kondisi tertentu, saluran pernapasan bisa terganggu dan menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat. Akibatnya, fungsi paru-paru dalam mengelola oksigen dan karbondioksida bisa terganggu. Jika gangguan pernapasan berat tidak segera ditangani, gangguan tersebut dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan berakibat fatal. Penyebab Gangguan Pernapasan Gangguan pernapasan disebabkan oleh penyakit yang menyerang saluran pernapasan, antara lain Asma Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur pneumonia Penyakit paru obstruktif kronis PPOK Penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru emboli paru Tekanan darah tinggi pada pembuluh darah di paru-paru hipertensi pulmonal Batuk rejan Infeksi pada epiglotis epiglotitis Tuberkulosis TBC Kanker paru-paru Selain beberapa penyakit di atas, ada gangguan pernapasan yang lebih sering terjadi pada anak-anak, yaitu bronkiolitis dan bronkopneumonia. Bronkiolitis adalah peradangan di cabang bronkus terkecil bronkiolus yang disebabkan oleh infeksi respiratory syncytial virus RSV, virus influenza, atau rhinovirus. Sementara itu, bronkopneumonia adalah peradangan pada pipa saluran pernapasan bronkus dan kantung-kantung kecil di paru-paru alveoli. Bronkopneumonia merupakan salah satu penyebab gangguan pernapasan tersering pada anak usia di bawah 2 tahun. Gangguan pernapasan juga dapat terjadi akibat penyakit pada organ lain atau kondisi medis tertentu, di antaranya Penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, kelainan jantung bawaan, aritmia, dan gagal jantung Gagal ginjal kronis Gangguan saluran pencernaan, misalnya hernia hiatus Reaksi alergi, misalnya akibat debu, serbuk sari, atau bulu hewan yang terhirup Kekurangan oksigen ketika berada di ketinggian tertentu altitute sickness Serangan panik Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan pernapasan, yaitu Merokok Terpapar polusi, alergen, atau gas beracun Menderita obesitas Mengalami stres berat Bepergian ke dataran tinggi Gejala Gangguan Pernapasan Gejala utama gangguan pernapasan adalah sesak napas atau napas terengah-engah. Selain itu, penderita gangguan pernapasan juga dapat mengalami gejala berikut Demam Batuk kering, batuk berdahak, atau batuk berdarah Mengi atau bunyi “ngik” saat bernapas Sakit tenggorokan Suara parau Dada terasa seperti tertekan atau terikat Keringat dingin Gelisah Bengkak di kaki atau perut Kapan harus ke dokter Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan juga perlu segera dilakukan jika muncul gejala yang lebih serius, seperti Batuk berkepanjangan kronis Nyeri dada Sesak napas meski tidak sedang beraktivitas Sesak napas tiba-tiba pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun saat tidur Bibir atau ujung-ujung jari membiru sianosis Kulit tampak pucat Berkeringat banyak Tubuh terasa lemas dan terasa akan pingsan Segera bawa bayi atau anak Anda ke dokter jika ia mengalami gangguan pernapasan dengan gejala berikut Demam, pada bayi usia di bawah 6 bulan Napas cepat disertai dengan sela-sela iga tampak cekung retraksi Lubang hidung kembang kempis nostril flare Batuk parah disertai dengan tarikan napas melengking whooping cough Sianosis Diagnosis Gangguan Pernapasan Pasien gangguan pernapasan berat perlu segera diobati. Dokter akan memasang alat bantu pernapasan dan oksigen, serta memberikan cairan infus terlebih dahulu. Jika diperlukan, dokter akan meresepkan obat pelega pernapasan bronkodilator dalam bentuk suntik. Bila kondisi pasien telah stabil, dokter akan bertanya seputar keluhan yang dialami pasien dan riwayat penyakitnya, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter juga akan memeriksa rongga mulut dan tenggorokan. Selanjutnya, untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang meliputi Tes darah, untuk mendeteksi infeksi, analisis gas darah, dan fungsi ginjal Foto Rontgen dada, untuk mendeteksi peradangan di paru-paru dan pembengkakan pada jantung Tes fungsi paru-paru spirometri, untuk menilai volume udara yang dihirup dan dikeluarkan oleh pasien CT scan dada, untuk melihat tumor atau kanker pada rongga dada dan paru-paru Ekokardiogram, untuk melihat struktur dan kerja katup jantung Tes fungsi paru, untuk mengetahui kapasitas udara yang masuk dan keluar dari paru-paru Rekam jantung dan stress test, untuk mendeteksi penyakit jantung koroner Pengobatan Gangguan Pernapasan Pengobatan gangguan pernapasan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sebagai contoh, untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat asma, dokter dapat memberikan salbutamol dan kortikosteroid dalam bentuk hirup inhaler atau tablet. Sementara itu, untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter dapat memberikan antibiotik. Pasien juga akan diberikan obat batuk untuk meredakan batuk dan mengencerkan dahak sehingga dapat beristirahat guna mempercepat proses pemulihan. Pada pasien gangguan pernapasan akibat gagal jantung, dokter akan meresepkan obat diuretik untuk mengurangi penumpukan cairan. Dokter juga akan memberikan obat penurun tekanan darah dan digoxin untuk memperbaiki kerja jantung. Untuk mengatasi gangguan pernapasan pada pasien gagal ginjal kronis, dokter akan menyarankan prosedur cuci darah. Hal ini karena gagal ginjal kronis sering menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru sehingga mengakibatkan gangguan pernapasan. Sebagai pengobatan lanjutan, dokter dapat menyarankan terapi rehabilitasi paru-paru chest physiotherapy untuk memulihkan kondisi pasien. Gangguan pernapasan juga bisa terjadi akibat serangan panik dan gangguan cemas. Untuk mengatasi kondisi tersebut, pasien akan disarankan untuk menjalani terapi perilaku kognitif. Komplikasi Gangguan Pernapasan Komplikasi gangguan pernapasan dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya, antara lain Pecahnya pembuluh darah mata karena batuk keras Kekurangan oksigen hipoksia dan hipoksemia Sepsis Gagal napas Pneumothorax Asidosis atau alkalosis respiratorik Gagal jantung Syok Kematian Pencegahan Gangguan Pernapasan Untuk mencegah terjadinya gangguan pernapasan, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain Cegah penyakit infeksi paru dengan cuci tangan rutin menggunakan sabun dan air mengalir, serta hindari kontak dengan orang sakit. Jalani vaksinasi pneumonia dan pastikan anak mendapat imunisasi. Jangan merokok. Hindari paparan polusi udara. Hindari paparan alergen atau bahan kimia yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan asma kambuh. Turunkan berat badan jika menderita obesitas. Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta berolahraga secara teratur. Pastikan untuk tidur dan beristirahat yang cukup. Kelola stres dengan baik. Jika Anda menderita penyakit paru, jantung, atau ginjal yang kronis, jalani pengobatan dan lakukan kontrol rutin untuk mengurangi risiko timbulnya gangguan pernapasan.

kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru paru